Teh manis panas.....
Kunikmati saat ku lihat mentari di ufuk senja
Di ruangan bagian depan rumah
Di ruang yang penuh kenangan itu
di ruang yang menjadi saksiku dalam segala peristiwa
Sore itu
Angin sepoi pun mesra membelai rambut panjangku
Rambut yang sengaja kupanjangkan
Sekalipun seringkali ia menggugurkan dirinya helai demi helai
Dan sekalipun kulit kepalaku memberikan efek protes berupa makhluk kecil yang kusebut ketombe
Sore itu
Teh manis panas.....
Kunikmati saat ku sendirian
Merenungkan berbagai kejadian sepanjang hidupku
Yang kurasa pahit
Ahh, kasihan sekali kau teh manis panas
Menemaniku di kala aku merasa terluka saja
Teh manis panas.....
Kunikmati saat aku sakit fisik dan batin
Sembari menenggak beberapa pil obat pemberian mama
Dan kuharapkan kesembuhannya dengan segera
Sehingga aku bisa kembali berjingkrak dan tertawa lepas menghadapi hariku
Bukan terbaring lemah tak berdaya tak berguna
Teh manis panas.....
Kunikmati pagi hari setelah bangun tidur
Di rumah
Kadang-kadang saja
Oh, teh manis panas
Kenapa kau seperti dianaktirikan?
Padahal kau begitu nikmat bagiku
Teh manis panas.....
Kunikmati suguhan darimu kalau aku datang
Selalu teh manis panas
Sering aku mengeluh karena kau membuatnya terlalu panas di indera pengecapku
Tapi tetap aku suka
Teh manis panas.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar