Menjemput
Kesuksesan
Pada umumnya, kesuksesan identik dengan pencapaian karir
yang tinggi atau berlimpahnya harta. Masyarakat selalu menilai orang yang
sukses itu memiliki jabatan tinggi dalam pekerjaan, memiliki mobil mewah dan
rumah megah, memiliki pundi-pundi milyaran yang tersimpan di brankas rahasia,
intinya menjadi orang terkenal/terpandang karena materi yang dimiliki. Itu
terlalu mainstream. Bila kita menilik
dari sisi absurd, seorang pria yang bisa mendapatkan hati dari seorang wanita
yang dicintainya, itu juga merupakan kesuksesan. Seorang pelajar yang bisa
menyisihkan waktu di malam hari untuk menulis sepuluh puisi setelah seharian
beraktivitas berat, itu pun merupakan kesuksesan. Ada lagi, seorang ibu yang
merawat anaknya yang sedang sakit sampai sembuh total, itu kesuksesan pula.
Memaknai kesuksesan memang tergantung pada persepsi
masing-masing. Setiap orang bebas mendefinisikan kesuksesan karena mereka
mempunyai standar kesuksesan yang berbeda-beda. Bicara mengenai kesuksesan
tentu tidak lepas dari proses, hasil, rencana, dan target. Sayangnya,
kebanyakan orang menilai kesuksesan hanya sebatas hasil. Alangkah baiknya bila
kita melihat dari keseluruhan proses, dari awal sampai akhir, agar kita tidak
terpaku pada ending yang ada di depan
mata.
Tantangan terbesar selalu terletak di bagian awal karena
mengawali suatu hal adalah hal tersulit. Tapi ini bukan alasan untuk tidak
bergerak, bukan? Everything seems
impossible until it’s done. Selalu seperti itu. Namun, pada akhirnya kita
terkesima dan serasa tidak percaya ketika kita telah melewatinya.
Bagi
saya, kesuksesan itu bukan untuk dikonsumsi sendiri. Kita harus berbagi. Kita
harus ingat di mana akar kita. Ada berbagai pihak yang telah memberikan
sumbangsih berupa motivasi, dorongan, semangat, dan sebagainya kepada kita
selama kita berproses. Saya selalu ingat quote
dari Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” Saya
gigit baik-baik pernyataan dari Rasul tersebut. Didikan dan kasih sayang dari
orang tua pun mengantarkan saya pada pemahaman ini. Ayah dan ibu saya selalu
mengajarkan dan menunjukkan hal riil kepada saya mengenai pentingnya berbagi.
Tidak peduli seberapa susah keadaan yang kita jalani, di luar sana masih ada
yang jauh lebih susah. Apabila ada orang lain yang membutuhkan bantuan kita,
jangan pernah segan untuk membantu. Kebaikan tidak akan pernah tertukar. Semua
kebaikan yang telah kita lakukan, sekecil atom sekalipun, tetap akan kembali
kepada kita.
Selama
kurun waktu 22 tahun, hal terbesar yang disebut sukses menurut versi saya yaitu
berbagi ilmu kepada orang lain. PLP selama dua bulan memberi pengalaman kepada
saya tentang cara menyampaikan ilmu fisika dengan baik kepada peserta didik,
mengingat karakter dan cara belajar peserta didik satu dengan lainnya berbeda,
sehingga diperlukan treatment khusus
seperti metode pembelajaran yang harus disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Kegiatan KKN selama dua bulan pula memberi saya banyak pelajaran hidup tentang
bagaimana berbaur dengan masyarakat. Hal ini sedikit berbeda dengan lingkungan
masyarakat di tempat saya tinggal, karena lingkungan KKN termasuk baru bagi
saya sehingga harus pandai-pandai beradaptasi dan berinteraksi. Hal terbaru
yang besar bagi saya adalah berbagi ilmu kepada penyandang difabel netra. Media
pembelajaran yang saya sajikan kepada mereka memberikan manfaat untuk
memperjelas pemahaman terhadap materi pembelajaran, khususnya materi sistem
tata surya. Mendengar testimoni dan melihat mereka memberikan feedback positif semakin membuat saya
bersemangat untuk berkarya lebih baik ke depan. Penyandang difabel netra
merupakan salah satu golongan yang perlu mendapatkan pelayanan khusus dalam
bidang pendidikan. Mereka memiliki hak yang sama dalam mempelajari semua ilmu,
termasuk fisika, baik pada jenjang sekolah dasar sampai menengah.
Berangkat dari quote Rasulullah didukung dengan
atmosfer keluarga yang begitu harmoni, saya selalu berkeyakinan bahwa
kesuksesan yang saya raih pada akhirnya harus memberikan dampak positif untuk
orang lain dan lingkungan. Kesuksesan terbesar saya adalah ketika saya
bermanfaat bagi orang lain, dalam hal ini bagi keluarga, lingkungan, bangsa,
dan negara. Karena dengan begitu, hidup yang saya jalani akan ada artinya dan
tidak sia-sia belaka. Namun, satu hal yang harus diingat, semua langkah dan
proses yang dilalui itu harus diniati karena Tuhan, ikhlas karena Tuhan. Karena
tanpa ridho-Nya, semua hal tidak mungkin dapat terwujud. Kita harus membangun
hubungan secara vertikal dan horizontal dengan baik. Toh pada akhirnya hanya
kepada Tuhan pula kita akan kembali. J
Essay
2: Sukses Terbesar dalam Hidupku – Elliza Efina Rahmawati Putri
salam kenal eliza....PK berapa yak.
BalasHapusHayoh ngumpul2 di Yogya
sy PK21
Salam kenal juga mbak Avis :)
HapusWaahh, alhamdulillah 'alaa kulli haal mbaaa, aku belum diberi kesempatan untuk jadi bagian dari penerima beasiswa LPDP :)
Barangkali suatu saat bisa bergabung mba, mohon doanya :)
hai mbak mbak alvis,, saya girin,, bagaimana langkahnya sech supaya esay kita meyakinkan
Hapusooh salam kenal jg ya za
BalasHapusmaaf aku kira udah dpet krn postingannya okey pisan
ayok coba lgi. klo mo direview essay yg terbaru jg boleh kirim ke email :)
aku udah 2x daftar lpdp mba, tp belum beruntung juga. katanya 2x itu udah maksimal ya mba? jd udah diblacklist selamanya gitu.
Hapusemmm, mungkin Allah kasih rejekiku nanti di tempat lain mba :)
dua kali kalo masuk sampai wawancara dua kali memang mentok.tpi klo dua kli dan nyampe wwncra baru skali masih bisa dftr
BalasHapussmgt ya
Ohh, kalo aku kemarin nyampe wawancara udah dua kali mbaa. Berarti udah mentok yaa?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo mba, aku Syadli
BalasHapusaku baru mau daftar beasiswa LPDP mba
kira - kira yang di tanyakan pada saat wawancara apa - apa aja ya mba ...
Hay, Syadli.
HapusKamu bisa cek di sini: http://ellizaazzahra.blogspot.co.id/2015/03/lpdp-wawancara-lgd.html
Di situ udah aku ulas lengkap pengalamanku pas wawancara dulu.
Happy reading, yah. ^^
Semoga bermanfaat. :)
apakah untuk essaynya semua tema kita buat essay nya atau kita hanya memilih salah satu essay saj?
HapusSemua tema dibikin essay, kak. Jadi harus membuat essay dengan tema 'Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku', 'Rencana Studi', dan 'Peranku Bagi Indonesia'.
Hapus