Rabu, 04 Maret 2015

LPDP - Essay 2: Sukses Terbesar dalam Hidupku

Menjemput Kesuksesan

            Pada umumnya, kesuksesan identik dengan pencapaian karir yang tinggi atau berlimpahnya harta. Masyarakat selalu menilai orang yang sukses itu memiliki jabatan tinggi dalam pekerjaan, memiliki mobil mewah dan rumah megah, memiliki pundi-pundi milyaran yang tersimpan di brankas rahasia, intinya menjadi orang terkenal/terpandang karena materi yang dimiliki. Itu terlalu mainstream. Bila kita menilik dari sisi absurd, seorang pria yang bisa mendapatkan hati dari seorang wanita yang dicintainya, itu juga merupakan kesuksesan. Seorang pelajar yang bisa menyisihkan waktu di malam hari untuk menulis sepuluh puisi setelah seharian beraktivitas berat, itu pun merupakan kesuksesan. Ada lagi, seorang ibu yang merawat anaknya yang sedang sakit sampai sembuh total, itu kesuksesan pula.
            Memaknai kesuksesan memang tergantung pada persepsi masing-masing. Setiap orang bebas mendefinisikan kesuksesan karena mereka mempunyai standar kesuksesan yang berbeda-beda. Bicara mengenai kesuksesan tentu tidak lepas dari proses, hasil, rencana, dan target. Sayangnya, kebanyakan orang menilai kesuksesan hanya sebatas hasil. Alangkah baiknya bila kita melihat dari keseluruhan proses, dari awal sampai akhir, agar kita tidak terpaku pada ending yang ada di depan mata.
            Tantangan terbesar selalu terletak di bagian awal karena mengawali suatu hal adalah hal tersulit. Tapi ini bukan alasan untuk tidak bergerak, bukan? Everything seems impossible until it’s done. Selalu seperti itu. Namun, pada akhirnya kita terkesima dan serasa tidak percaya ketika kita telah melewatinya.
Bagi saya, kesuksesan itu bukan untuk dikonsumsi sendiri. Kita harus berbagi. Kita harus ingat di mana akar kita. Ada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangsih berupa motivasi, dorongan, semangat, dan sebagainya kepada kita selama kita berproses. Saya selalu ingat quote dari Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” Saya gigit baik-baik pernyataan dari Rasul tersebut. Didikan dan kasih sayang dari orang tua pun mengantarkan saya pada pemahaman ini. Ayah dan ibu saya selalu mengajarkan dan menunjukkan hal riil kepada saya mengenai pentingnya berbagi. Tidak peduli seberapa susah keadaan yang kita jalani, di luar sana masih ada yang jauh lebih susah. Apabila ada orang lain yang membutuhkan bantuan kita, jangan pernah segan untuk membantu. Kebaikan tidak akan pernah tertukar. Semua kebaikan yang telah kita lakukan, sekecil atom sekalipun, tetap akan kembali kepada kita.
Selama kurun waktu 22 tahun, hal terbesar yang disebut sukses menurut versi saya yaitu berbagi ilmu kepada orang lain. PLP selama dua bulan memberi pengalaman kepada saya tentang cara menyampaikan ilmu fisika dengan baik kepada peserta didik, mengingat karakter dan cara belajar peserta didik satu dengan lainnya berbeda, sehingga diperlukan treatment khusus seperti metode pembelajaran yang harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Kegiatan KKN selama dua bulan pula memberi saya banyak pelajaran hidup tentang bagaimana berbaur dengan masyarakat. Hal ini sedikit berbeda dengan lingkungan masyarakat di tempat saya tinggal, karena lingkungan KKN termasuk baru bagi saya sehingga harus pandai-pandai beradaptasi dan berinteraksi. Hal terbaru yang besar bagi saya adalah berbagi ilmu kepada penyandang difabel netra. Media pembelajaran yang saya sajikan kepada mereka memberikan manfaat untuk memperjelas pemahaman terhadap materi pembelajaran, khususnya materi sistem tata surya. Mendengar testimoni dan melihat mereka memberikan feedback positif semakin membuat saya bersemangat untuk berkarya lebih baik ke depan. Penyandang difabel netra merupakan salah satu golongan yang perlu mendapatkan pelayanan khusus dalam bidang pendidikan. Mereka memiliki hak yang sama dalam mempelajari semua ilmu, termasuk fisika, baik pada jenjang sekolah dasar sampai menengah.
Berangkat dari quote Rasulullah didukung dengan atmosfer keluarga yang begitu harmoni, saya selalu berkeyakinan bahwa kesuksesan yang saya raih pada akhirnya harus memberikan dampak positif untuk orang lain dan lingkungan. Kesuksesan terbesar saya adalah ketika saya bermanfaat bagi orang lain, dalam hal ini bagi keluarga, lingkungan, bangsa, dan negara. Karena dengan begitu, hidup yang saya jalani akan ada artinya dan tidak sia-sia belaka. Namun, satu hal yang harus diingat, semua langkah dan proses yang dilalui itu harus diniati karena Tuhan, ikhlas karena Tuhan. Karena tanpa ridho-Nya, semua hal tidak mungkin dapat terwujud. Kita harus membangun hubungan secara vertikal dan horizontal dengan baik. Toh pada akhirnya hanya kepada Tuhan pula kita akan kembali. J

Essay 2: Sukses Terbesar dalam Hidupku – Elliza Efina Rahmawati Putri

13 komentar:

  1. salam kenal eliza....PK berapa yak.
    Hayoh ngumpul2 di Yogya
    sy PK21

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak Avis :)
      Waahh, alhamdulillah 'alaa kulli haal mbaaa, aku belum diberi kesempatan untuk jadi bagian dari penerima beasiswa LPDP :)
      Barangkali suatu saat bisa bergabung mba, mohon doanya :)

      Hapus
    2. hai mbak mbak alvis,, saya girin,, bagaimana langkahnya sech supaya esay kita meyakinkan

      Hapus
  2. ooh salam kenal jg ya za
    maaf aku kira udah dpet krn postingannya okey pisan
    ayok coba lgi. klo mo direview essay yg terbaru jg boleh kirim ke email :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku udah 2x daftar lpdp mba, tp belum beruntung juga. katanya 2x itu udah maksimal ya mba? jd udah diblacklist selamanya gitu.
      emmm, mungkin Allah kasih rejekiku nanti di tempat lain mba :)

      Hapus
  3. dua kali kalo masuk sampai wawancara dua kali memang mentok.tpi klo dua kli dan nyampe wwncra baru skali masih bisa dftr
    smgt ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ohh, kalo aku kemarin nyampe wawancara udah dua kali mbaa. Berarti udah mentok yaa?

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Halo mba, aku Syadli
    aku baru mau daftar beasiswa LPDP mba
    kira - kira yang di tanyakan pada saat wawancara apa - apa aja ya mba ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hay, Syadli.
      Kamu bisa cek di sini: http://ellizaazzahra.blogspot.co.id/2015/03/lpdp-wawancara-lgd.html
      Di situ udah aku ulas lengkap pengalamanku pas wawancara dulu.
      Happy reading, yah. ^^
      Semoga bermanfaat. :)

      Hapus
    2. apakah untuk essaynya semua tema kita buat essay nya atau kita hanya memilih salah satu essay saj?

      Hapus
    3. Semua tema dibikin essay, kak. Jadi harus membuat essay dengan tema 'Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku', 'Rencana Studi', dan 'Peranku Bagi Indonesia'.

      Hapus