Pendidik:
Motor Pertama Kemajuan Bangsa
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Begitulah kalimat
indah untuk mendeskripsikan sosok guru - sosok pendidik, lebih luasnya ada yang
disebut dosen, tentor, maupun trainer. Secara sederhana, guru bertugas untuk
mentransfer ilmu kepada peserta didik, membuat peserta didik paham atas materi
pembelajaran yang diajarkan, yang selanjutnya disebut dengan aktivitas
mengajar. Namun, tidak hanya itu. Guru juga bertugas mendidik, artinya guru
harus mampu menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik. Inilah
bagian tersulit yang tidak semua orang bisa lakukan. Setiap orang dapat
mengajar tetapi belum tentu bisa mendidik. Seorang guru dituntut untuk memiliki
kapabilitas dalam hal mengajar sekaligus mendidik. Misalnya, seorang guru
fisika Sekolah Menengah Pertama (SMP) memberikan materi tentang sistem tata
surya kepada peserta didik kelas IX. Yang guru lakukan tidak hanya semata-mata
menyampaikan materi, melainkan menyampaikan pesan moral dan menanamkan nilai
karakter pada diri peserta didik melalui proses pembelajaran yang menggunakan
metode pembelajaran tertentu disesuaikan dengan materi pembelajaran, kemudian
dibumbui kreativitas dan inovasi guru sehingga suasana belajar menjadi lebih
‘hidup’ dan ‘emosional’ agar content
dari pelajaran terserap dengan baik oleh peserta didik.
Fisika merupakan mata pelajaran yang sering dianggap
sebagai momok bagi sebagian besar peserta didik. Begitu pula dengan saya.
Ketika saya duduk di bangku SMP dan SMA, saya berpikir bahwa fisika adalah mata
pelajaran menyeramkan yang sebisa mungkin saya hindari. Namun, semakin
menghindari, semakin saya penasaran. Akhirnya, selepas lulus SMA saya
melanjutkan kuliah dengan jurusan Pendidikan Fisika. Mengapa pendidikan? Karena
saya bercita-cita untuk menjadi seorang pendidik. Saya ingin keberadaan saya di
bumi ini memiliki manfaat bagi sesama, khususnya bagi peserta didik dan para stakeholder di bidang pendidikan. Saya
ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Lagipula amalan yang tidak akan pernah
putus adalah ilmu yang disampaikan.
Berkaitan dengan fisika, saya memiliki ketertarikan dalam
hal teori pembelajaran yang disesuaikan dengan materi fisika. Oleh karena itu,
saya memutuskan untuk menjadi dosen sebagai target saya ke depan. Salah satu
langkah utama untuk dapat menjadi dosen adalah menempuh jenjang pendidikan
Strata 2, khususnya Magister Pendidikan Sains yang konsentrasinya di bidang
Pendidikan Fisika. Di jenjang ini, saya akan memperoleh pendidikan yang lebih
mendalam mengenai konsep fisika dan teori-teori pembelajaran sehingga saya dapat
lebih matang menjejakkan kaki sebagai seorang dosen. Salah satu hal yang memacu
saya adalah keingintahuan saya pada cara pendidik menyampaikan materi kepada
peserta didik difabel dalam mempelajari fisika. Hal inilah yang mengantarkan
saya pada acara Monthly Disabilitea
yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga di
mana saya berlaku sebagai pembicara. Dalam forum tersebut, saya
mempresentasikan hasil penelitian saya mengenai alat peraga sistem tata surya
yang diperuntukkan bagi peserta didik difabel netra. Di forum ini pula saya
berjumpa dengan para penyandang difabel dan kami saling berdiskusi, bertukar
pikiran, serta berbagi ilmu.
Penelitian mengenai difabel netra dalam bidang pendidikan
fisika masih tergolong jarang. Oleh sebab itu, saya merasa tertantang untuk menyelesaikan
skripsi saya dengan mengambil tema inklusi yang terkonsentrasi pada difabel
netra beberapa waktu yang lalu. Untuk ke depan, saya berencana untuk melakukan
penelitian dengan mengambil tema inklusi yang dikhususkan dalam bidang
pendidikan fisika. Secara umum, saya bercita-cita untuk menjadi seorang dosen
pendidikan fisika, di mana dalam rentang waktu usia saya hidup dapat bermanfaat
sebagai penyampai ilmu. Bagi saya, pendidik adalah motor pertama kemajuan
bangsa. Tingkat perkembangan emosional dan kognitif peserta didik sangat
bergantung pada kualitas pendidik dalam menyampaikan pembelajaran. Bukan hanya
terbatas dalam lingkup pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, secara
umum seorang pendidik juga memiliki peran penting dalam hubungan keluarga dan
keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki
budaya luhur sebagai ciri khas. Dengan upaya pengembangan mental dan
inteligensi yang baik, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat berkembang
menjadi bangsa yang humanis dan berprestasi.
mantap eL,,infonya,,,
BalasHapusblognya bagus,,,he
makasih faaaannn ^_^
Hapussering2 aja yahh mampir di blogkuu. Hehe :D
like thisss
BalasHapusterima kasiiiiihhh :D
Hapusassalamualikum...maaf mba, sy mw mnta format berkas22 mba wktu login LPDd,soalnya sy mash agak bingung mba u/ msukin berkas ama format studiplan. mohon bantuanya. in alamat email sy mba : soalphyta@gmail.com atau Bulgies puspita sari soelphyta. semoga pertolongan mba dpt bermanfaat u/ sy dan dpat mmberikan inspiratif buat sy. terimakasih mba :)
BalasHapusWa'alaikumusssalam.
HapusBerkas2nya banyak banget, dear. Untuk format mungkin yang sekarang agak berbeda. Ketentuan2 yang udah dikasih LPDP tinggal diikutin aja, say. Bisa didonlot kok booklet LPDP di situsnya. Good luck, yaa. :)
Ini aku kirim yang rencana studi aja sebagai sampel. :)
maaf mba slah dkit email sy, in alamat email sy : soelphyta@gmail.com. terimakasih sbelumnya mba :)
BalasHapusboleh bagi ke email saya : islami.menjawab@gmail.com
BalasHapusboleh bagi ke email saya : islami.menjawab@gmail.com
BalasHapusboleh bagi ke email saya : islami.menjawab@gmail.com
BalasHapus