Hal-hal di atas merupakan beberapa gejala Borderline Personality Disorder (BPD). Ini adalah gangguan kepribadian yang paling sering terjadi dalam hubungan interpersonal. Borderline sendiri artinya ambang, and emang sih gangguan ini merupakan ambang/batas dari gangguan kepribadian Psikosis dan Schizophrenia.
Seseorang yang memiliki gangguan ini bermasalah dengan diri pribadinya di mana ia nggak bisa mengendalikan emosinya sendiri. Terlihat labil? Pasti.
BPD kemungkinan besar terjadi karena pengaruh berbagai peristiwa di masa lalu yang begitu random dan membuat pressure yang berlebihan di pikiran & perasaan.
Secara singkat, BPD menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam suatu hubungan, mood, dan citra diri (self image). Gangguan ini melibatkan tingkat yang tidak biasa dari suasana hati dan kelabilan dalam berpikir.
Berikut gejala gangguan kepribadian Borderline:
- Tanpa alasan yang jelas dan pasti, penderita BPD tiba-tiba merasa dalam keadaan tertekan dan marah. Hal ini terjadi selama beberapa jam atau berlangsung selama beberapa hari.
- Melakukan tindakan impulsif yang nekad banget dan dapat menimbulkan resiko, misalnya mengemudi ugal-ugalan, belanja tak terkendali, ngemil sampe overdosis, penyalahgunaan obat-obatan, penyimpangan seks, konsumsi alkohol dalam kadar abnormal, melakukan perjudian, dan lain sebagainya.
semoga ngupil bukan termasuk tindakan impulsif itu .___. - Menjalani hidup dengan penuh ketakutan karena merasa ditinggalkan. Jadi, orang dengan BPD ini merasa bahwa orang-orang di sekelilingnya yang dia cintai (ayah, ibu, adik, kakak, pacar, suami, istri, anak, sahabat, teman, dll) bakalan ninggalin dia sendirian. Dia berpikir tidak mungkin bisa menjalani hidupnya sendirian tanpa orang-orang yang dicintainya itu. Hmm, ekstrem juga, yah? Padahal kenyataannya nggak sampe segitunya juga.
- Ketika kehilangan kontrol atas emosi, orang dengan BPD dapat berubah menjadi destruktif. Sebagai hasilnya, dapat berakhir pada perkelahian dan kekerasan. Kalo udah sampe di tahap ini, ngeri! Bisa-bisa disantet loh. Hehe :D
- Melakukan berbagai hal yang dapat merusak diri-sendiri. Ini mulai masuk tahap yang disturbing banget nih, mulai sadis, maen piso-pisoan/silet/parang/golok/jarum pentul bahkan sampe membakar diri. Hiiiiiiii~
- Orang dengan BPD suka mengevaluasi situasi dan orang-orang sekitar hanya dalam skala positif dan negatif. Jadi, mereka mengagumi banyak orang atau juga membenci seseorang karena sifat buruknya. Persepsinya selalu berubah dari waktu ke waktu. Maka dari itu, mereka memiliki gejolak emosional sepanjang waktu. Hal ini menyebabkan relasi sosialnya tidak stabil.
- Orang dengan BPD memiliki masalah bukan hanya dengan orang lain, tetapi juga dengan diri-sendiri. Mereka selalu merasa tidak berharga dan memerlukan jaminan terus-menerus dari orang lain tentang citra diri mereka. Mereka sering merasa ditinggalkan dan dicekam kesepian/kebosanan.
- Orang dengan BPD memiliki perasaan yang sangat ekstrem dari umumnya. Mereka sangat peka terhadap cara orang lain memperlakukannya. Mereka bereaksi kuat terhadap kritik yang dilontarkan. Jadi penuh dengan hurtfulness. Perasaan tentang orang lain sering berubah-ubah dari positif ke negatif setelah mereka menerima kekecewaan atau ancaman kehilangan.
Hmmmm, sepertinya cukup menakutkan juga, yaaa. But, keep calm. Orang dengan BPD dapat 'disembuhkan' dengan langkah mudah kok, karena BPD bukanlah gangguan jiwa yang sangat ekstrem dan mengerikan. Seseorang yang menderita BPD mengalami penyimpangan emosi yang penanganannya membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat. Jadi, nggak perlu langsung dibawa ke RSJ, yaaaa. -______-
Langkah simpel untuk menangani orang dengan BPD antara lain:
- Perhatian yang seksama
- Berlaku sebagai 'konselor' yang baik. Jangan menghakimi. Jangan terkesan 'ngatur'.
- Untuk penderita BPD sendiri, harus menjalani pola hidup sehat seperti tidur cukup & teratur, olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat, dan selalu membiasakan berpikiran positif.
Inti dari semuanya, pikiran yang sehat akan berdampak pada kondisi fisik yang sehat dan kehidupan di segala sisi yang sehat pula. So, pikiran merupakan kunci dari segalanya, 'kan?
Mari kita biasakan hidup sehat, berpikir sehat, dan berperasaan yang sehat!! \(^_^)/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar