Rabu, 20 September 2017

ICoSMEE 2017 - Pengalaman Pertama Selalu Berkesan

Helloooooooooo!!

Welcome to my blog, netizen!
Kali ini aku mo sharing tentang pengalamanku ikut salah satu seminar internasional. Daaaann, ini pengalaman pertamaku. *woohoo, I'm sooo excited*
Postinganku ini bakalan panjang banget, bakalan semau gue, dan pastinya lebay bin alay.
So, without any further do, let's get started!



ICoSMEE.
International Conference on Science, Mathematics, Environment and Education.
(((Kepanjangannya kayak gitu tuhhhh)))

Seminar internasional ini dihelat pada hari Sabtu, 16 September 2017 di Best Western Premier Hotel Solo Baru oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atau biar lebih singkat sebut saja FKIP UNS.
Sebagai seorang mahasiswi yang hidup segan mati tak mau dalam menjalani kuliah yang tinggal sejengkal lagi, aku turut berpartisipasi dalam seminar ini sebagai Participant alias Peserta (((tentunya dengan membayar biaya seminar sebesar satu setengah JUTA rupiah))). Demi keberlangsungan pertahanan diriku sebagai seorang mahasiswi yang masih berkutat dengan p e n e l i t i a n.
-----semoga diri ini selalu bisa berbesar hati, bersabar, dan selalu mengharap rezeki yang tiada putus dari Tuhan Yang Maha Pemberi Dan Penjamin Rezeki makhluk-Nya-----


Pesertanya bejibun banget, coy. Sejumlah 191 paper untuk parallel session. Padahal 1 paper bisa terdiri atas 1-5 orang author. Ada yang dari Lampung, Nganjuk, Semarang, Medan, Jogja, Depok, Jakarta, Bandung, Surabaya, Jember, Bogor, *adududuhhh elll udahlah sebutin aja semuamuamuanya*, Kalimantan, bahkan Malaysia. Porsi peserta terbanyak teteuppp yaaa dari UNS. *yaiyalaaaaahhhhhh gilsssss*
Seminar ini dilaksanakan dalam waktu satu hari penuh, dibagi menjadi dua sesi: 1) Plenary Session, 2) Parallel Session, dari jam 8 pagi sampai jam 6 petang. Cucooookkk, cyiiiinnn~
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan tentunya, baik dari ketua panitia (Puguh Karyanto, M.Si., Ph.D) dan rektor UNS (Prof. Dr. Ravik Karsidi). Namun, sayang pak rektor tidak bisa hadir sehingga hanya diwakilkan.
Next, tentu Plenary Session.
Plenary Session dibagi lagi menjadi dua: Plenary Session I dan Plenary Session II. Seluruh peserta (yang nantinya bakalan presentasi di Parallel Session) wajib hadir dalam Plenary Session ini.
Plenary Session I diadakan di Room Skyline 88 Fl. 21. Pembicaranya yaitu Prof. Steven Gilmour dari King's College London dan Prof. Amy Cutter Mackenzie dari Southern Cross University Gold Coast, Australia. Moderatornya yaitu Prof. Budiyono dari UNS. Kedua pembicara ini masing-masing memaparkan tentang application of design of experiments dan children in the anthropocene.
Plenary Session II dipecah jadi dua juga nih di ruang Room Skyline 88 Fl. 21 dan Room Skyline 89 Fl. 22. Berhubung jurusanku itu Pendidikan, sooooo aku tetap stay di Room Skyline 88 Fl. 21. Sementara itu, peserta lain yang jurusannya non-Pendidikan, dipersilakan pindah di Room Skyline 89 Fl. 22 yang diisi oleh Prof. Sulistyo Saputro dari UNS dan Sidrotun Naim, Ph.D. dari Surya University, serta dimoderatori oleh Dr. Suryadi Budi Utomo, M.Si. Kedua pembicara tersebut membahas tentang development of green analytical method based on solid-phase spectrophotometry for ionic speciatron in natural water dan from quorum sensing to remote sensing: an approach to shrimp farming.
*sampe sini lidahku kerasa keplintir, bro*

Well, sementara itu, di ruang yang masih aku tempati (Room Skyline 88 Fl. 21) diisi oleh Prof. Bob Bucat dari The University of Western Australia dan Kathy Malone, Ph.D. dari Ohio State University dengan moderator Prof. Maridi, M.Pd. dari UNS.
Prof. Bob membahas tentang exploring pedagogical content knowledge: overcoming professional amnesia, sementara Kathy Malone, Ph.D. membahas tentang STEM reasoning and learning in biology via modeling-based activities.
Selama di Plenary Session ini, aku lebih suka dengerin dan perhatiin aja sih. Dikasih kesempatan buat bertanya tapi aku keduluan sama peserta yang lain. *halah, alesan mulu.padune ora wani takon e kok*
Aku juga malah lebih nggatekke aksen pembicara-pembicara ini. Prof. Steven kental banget dengan aksen British-nya, aku suka dengerinnya. Walaupun banyak nggak ngertinya, tapi at least aku mengenal dengan baik logat-logat orang Inggris yang kental dengan aksen British-nya yang khas itu. Prof. Bob dan Prof. Amy logat Aussie-nya juga kentara. Masih mudah dimengerti olehku (itung-itung belajar listening nih kan yaaaaa), karena tempo bicaranya sedang-sedang saja. Nah, kalo Kathy Malone, Ph.D. ini purely American. Logat Amerikanya nggak bisa disembunyikan, mana tempo bicaranya cepet banget lagiiiii kayak buroq, Yaa Allah. Otakku tergopoh-gopoh mengikuti alur dan kecepatan bicaramu, Miss Kathy. :')
Setelah Plenary Session berakhir, tibalah saatnya Parallel Session. Aku kebagian di Room Violant 3 Fl.1. Dari lantai 21 menuju lantai 1 nihhhhh. Untung ada  lift. *ojo ndeso plis, ell*
Ada 19 paper yang harus dipresentasikan. Ruang ini khusus yang lingkupnya Physics Education. *makin ngerasa salah pilih jurusan kuliah sumpah sumpah sumpah*
Masing-masing peserta diberi waktu maksimal sepuluh menit untuk presentasi. Presentasinya sendiri dibagi jadi beberapa termin yang setiap termin digunakan oleh tiga peserta untuk presentasi. *you know what I'm saying?*
Nah, setelah tiga peserta presentasi secara berturut-turut, diadakan sesi tanya-jawab selama 15 menit. Begitu pula untuk termin selanjutnya.
Aku kebagian di urutan no. 06 nih. Deg-deg-an banget, badan ngga enak, maunya pipis melulu, mana AC-nya dingin pollll busetttttt *nah kan ketok ndesone*, soooo nervous, pokoknya semua rasa bercampur menjadi satu dan tidak dapat dideskripsikan dengan cakupan kalimat demi kalimat!
Tema yang aku angkat untuk presentasi ini yaitu tentang analysis of student's answer in resolving Boyle-Gay Lussac's Law problem.


Anyway, presentasinya nggak harus pake bahasa Inggris sih (sesuai kesepakatan antara peserta dan moderator di setiap ruang). Tetapi eh tetapi, berhubung slide PPT-ku terlanjur pake bahasa Inggris, YAUDAHLAHYA aku pake bahasa Inggris juga presentasinya. Sebenernya lebih ke males aja harus translate ke bahasa Indonesia kalo presentasinya pake bahasa Indonesia.
Dan...ya....padahal aku nggak ada persiapan sama sekali untuk presentasi ini! (((Gila dan nekat emang, Ya Allah, Ell, gitu amat lau -____-)))
Bikin slide PPT aja DUA JAM sebelum aku berangkat menuju lokasi. (Anyway, rumahku itu di Klaten. Lokasi conference di Solo Baru which means it took about an hour buat sampe ke sana. Aku berangkat sekitar jam 7.30 pagi. Yap. Aku bikin PPT sekitar jam 5 subuh. The real procrastinator. The real deadliner.)
Sama sekali nggak ada persiapan presentasi seperti ngomong di depan cermin, olah bahasa tubuh (gesture), improvisasi, ngapalin monolog, dll dsb dst. SEMUANYA DADAKAN macem tahu bulat. Ya itu aku apa adanya banget. Nyeplos aja sebisa aku. Bagian opening lancar sampe bagian isi. Giliran closing aja sampe kelupaan bahasa Inggrisnya 'terima kasih atas perhatian Anda'! >_<
Konyol!
*makanyaaaaaaa laen kali persiapan yang mateng donggggggg*
Cuplikan video presentasiku kayak gini nihhhhh:



Literally, itu murni tanpa suntingan apapun, direkam langsung dengan menggunakan smartphone. Yeahhhh, generasi milennial jaman now, pasti menginginkan setiap momen penting yang tercipta dalam kehidupannya ini dapat di-capture dan di-record sebagai kenang-kenangan atau buat pamer aja ke khalayak ramai.

Beberapa dokumentasinya aku share juga, aaahhhh~
Berfoto dengan Prof. Steven Gilmour dan Kathy Malone, Ph.D.
Di photobooth nihhhhh~
Foto bersama para peserta dan moderator di Parallel Session.
Banyak hikmah yang bisa aku petik dari peristiwa ini. (((tseeeehhh, peristiwa)))
Salah satunya dan yang paling penting adalah SEGALA SESUATU HARUS DIPERSIAPKAN TERLEBIH DAHULU.
Aku ini emang cenderung suka menunda-nunda sesuatu, the deadliner, paling males kalo menyicil sesuatu. Tapi ya itu, jadinya nggak maksimal kaaaannn. Aaaaahh, nyesel kaaaannnnn. AAAAAA!
*iyaa, nyesel emang belakangan, iyaaaaaa*
YAUDAHLAHYA.
Hal menarik lainnya yang bisa aku dapatkan dari event akbar ini: semangat belajar bahasa Inggris jadi meningkat lebih dan lebih. Makin ke sini, aku makin menyadari bahwa keterampilan berbahasa, khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, harus diasah banget banget banget. Kita bisa melihat dunia lebih luas, to be an open-minded person, dan cerdas-terampil dalam menjalani setiap sendi kehidupan, dengan berbekal bahasa Inggris yang baik. Terlepas apapun bidang minat yang kita pilih, kita semacam diharuskan untuk menguasai bahasa asing.


Sampe segini dulu cerita dari aku, guys. Kita sambung lagi di lain kesempatan, yak. Tentunya dengan kisah lain yang lebih seru, lebih epic, dan lebih lebay.
See you on my next post!

7 komentar:

  1. Keren mbak..
    Salam dari www.explorekebumen.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir.
      :)
      Salam kenal, explore kebumen.

      Hapus
  2. Keren lah.
    Aku di MSCEIS 2016 latihan presentasi seminggu baru lancar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. the power of kepepet ini, mas. wkwkwkwkkk

      Hapus
  3. kak, kalo bisa tanya jawabnya di upload dong.. hehehe

    BalasHapus
  4. Keren, bagi tipsnya buat lancar S2 mbak hehe. Saya baru mau kuliah september ini di UNY, insyaallah
    Blog: catatansiriyandi.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Mbak kasih tips dong biar cepet bisa berbahasa English,

    BalasHapus