Senin, 26 Maret 2018

ICoSEd 2017 - Menjejakkan Kaki di Surabaya

Helloooooooooooooooo!!

Welcome to my blog, netizen!
Gimana kabarnya? Semoga selalu baik dan bahagia, ya!
This time let me tell you a story. It's about being a part of international conference.



ICoSEd.
International Conference on Science Education.
Ini pengalaman keduaku mengikuti seminar internasional. Sebelumnya, aku pernah nulis tentang pengalaman pertamaku di ICoSMEE. Coba aja deh klik di sini buat baca selengkapnya tentang seminar yang aku ikuti di Solo itu. Aku udah ngejabarin secara alay lengkap dan penuh emosi tentunya! Hahahah!! 😝😈
ICoSEd ini diselenggarakan oleh Universitas Negeri Surabaya alias UNESA, di Surabaya, tepatnya di Fakultas MIPA, UNESA, pada tanggal 11 November 2017 bertemakan "Strengthening Science Education Practices for 21st Century Skills".
Subtema:
1. Research and development on science education.
2. Best practices towards science teacher professionalism development.
3. Ideas for developing science education institution.
((udah keriting belum otak lu? 😵))

Setelah menempuh perjalanan sepanjang 283 kilometer dan dengan waktu tempuh selama tujuh jam 30 menit, akhirnya aku menapakkan kaki di bumi Surabaya untuk mengikuti acara penting bin krusial yaitu seminar internasional bernama ICoSEd. 🙌

Acara ini dilaksanakan seharian, mulai dari pagi sampe sore, dibagi menjadi dua sesi, yaitu Pleno dan Parallel Pleno. Acara ini berlokasi di Gedung Auditorium Prof. Dr. Slamet Dajono FMIPA UNESA.
Acara paling awal tentu saja adalah opening ceremony yang berlangsung selama 20 menit. Ada sambutan-sambutan tentunya. Nah, abis itu baru deh masuk ke acara Pleno.
Pleno ini diisi oleh empat orang keynote speakers yang dimoderatori oleh Tjipto Prastowo, Ph.D. Ini dia list pembicara di sesi Pleno:
  1. Prof. David Treagust, dari Curtin University of Technology, Australia.
  2. Prof. Hans-Dieter, dari Barke University of Munster, Germany.
  3. Prof. Abdullah Dolah Dalee Yala, dari Rajabhat University, Thailand.
  4. Prof. Dr. Muchlas Samani, dari State University of Surabaya, Indonesia.
Sesi Pleno ini berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Lama atau sebentar, it depends. Mhehehehehhh~ 😁
Selama sesi Pleno ini, aku lebih banyak diem bukan karena memperhatikan anyway, melainkan karena emang dasarnya aku ngantuk dan kepengen tiduuuurrrrr *pemalas*. Zuzur zaja, saat itu aku lagi abis demam, masuk angin, flu, dan sebagainya.
Jadi, pas aku ke Surabaya ini, aku posisi lagi abis sembuh sakit banget gitu deeeeehhh. Sooooo, badan rasanya cuma pengen istirahat ajaaaaa. *alesanmuhhhhh, ell*
Sebenernya lebih ke arah menyimpan energi diri-sendiri untuk presentasi di sesi Parallel Pleno yang dilaksanakan di ruang yang berbeda. *alesan lagi kan ckckckck*
Setelah sesi Pleno berakhir, break dulu dong. Makan, sembahyang, dan komat-kamit baca mantera biar presentasinya lancar. Pukul 13.00 acara Parallel Pleno pun dimulai.
Aku bersama kawan-kawan seperjuanganku dari kampus UNS Solo pun berpencar mencari ruang masing-masing dan yang berada di gedung yang berbeda-beda (gedung C8, C9, dan C12).
Well, aku sendiri lupa aku dulu berada di gedung apa dan ruang yang mana. *pelupa* 😴
Yeaaa maklumin ajaaaa, aku seminar bulan November 2017, sementara aku menuliskan ini bulan Maret 2018. *cari alesan lagi*
*OMG ell, kamu emang banyak halesaaann yaahhhhh*
Yak, setelah sampai di ruangan, aku pun menanti giliran dipanggil untuk melakukan stand up comedy presentasi. Judul paper-ku yaitu Profile of Student's Understanding in Kinetic Theory of Gases. Nah, kalo presentasi kali ini aku sedikit lebih banyak ada persiapan nihhhhhh. Nggak kayak presentasi sebelumnya seperti di ICoSMEE. *akhirnya bisa belajar dari pengalaman*
Eh tapi tetep aja masih belepotan ngomong enggres-nya. Wkwk~ 😅
*ra sembodo karo gayane*

Cuplikannya kayak gini nihhh:

Nggak diedit, langsung unggah! Muahahahahhh~ Mamam tuh~ 😎

Sebenernya satu hal penting dan utama yang diperlukan untuk presentasi adalah kemampuan public speaking. Udah. Di dalamnya udah terangkum berbagai macam hal, seperti kepercayaan diri, keterampilan mengolah kata, kemampuan me-manage emosi (termasuk rasa grogi), dan bahasa tubuh. Aku masih harus belajar banyak dan berlatih sesering mungkin ngelakuin hal kayak gini. Ternyata penting banget, vroh. Karena, setiap kali aku melakukan presentasi, selalu saja gejala perut mules, tangan membeku, dan jantung berdebar menghiasi detik demi detikku.
Setelah presentasi selesai, tentu saja acara selesai. *yaiyalaaahh sist*
Sebagai generasi millennial post-modernisme, aku tentu tidak melewatkan sesi foto-foto demi feeds media sosial. Supaya momen ini terkenang dengan baik, tidak ada salahnya untuk menciptakan jejak dengan cara berfoto. Begitu.
So, let's spread the memories!
foto sama temen-temen (dan salah satu dosen) UNS
partner in crime 😜
bersama salah satu keynote speaker
gank satu ruang saat presentasi
Anyway, seperti yang sudah aku sebutkan di atas, aku lagi abis banget sembuh dari sakit dan sebenernya itu muka harusnya pucet-pasi macem zombie. Akan tetapi, aku bisa mengakalinya biar lebih seger, centess, dan layak tampil tentunya karena the power of makeup. Macem-macem makeup look bisa banget di-scrolling lohhh di akun Instagram aku. Coba aja cek @ellizaefina. Kalo kamu mau wisuda, pesta, jadi bridesmaid, mau prewedding, mau dilamar, ato mo NIKAH, bisa tuh hubungin @ellizaefina. *ending-nya promosi* 😂
Sekian dulu cerita dari aku, guys!
See you on my next post!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar