"Ell, si xxx itu nggak suka sama kamu, loh."
"Emang nggak suka kenapa?"
"Katanya kamu itu
blablabla..."
"Oh, terus kenapa?"
Well, saya pernah mendapati percakapan yang demikian. Pertanyaan terakhir saya:
terus kenapa?
Menghadapi orang yang nggak suka sama saya itu sebenarnya simpel aja. Cuekin. Biarkan saja ia atau mereka punya persepsi yang bukan-bukan mengenai saya. Orang-orang yang nggak suka ini (biasa disebut
haters sih) *biar kekinian* adalah orang yang rela banget menghabiskan waktunya hanya untuk membenci saya. Duh, daripada benci
mbok sayang aja sama saya. Pada dasarnya saya ini orangnya penyayang, loh. HAHAHA.
*ketawa songong*
*kemudian digampar*
Haters ini yah, aduh, sumpah deh, kurang kerjaan banget. Belum begitu kenal sama saya tapi sudah menjustifikasi yang macem-macem. Gimana, ya? Saya begini, dikomentarin begitu. Saya begitu, diprotes begini. Saya diam, dibilang lemah. Saya pecicilan, dikatain cewek nggak bener. Saya berwajah datar, disangka sok galak. Saya tersenyum, dikira sok cantik-sok manis-sok atuh. -____-
TERUS AKU KUDU PIYE?
Ternyata memang benar bahwasanya apapun yang saya lakukan, bagaimanapun tingkah saya, seperti apapun diri saya, akan selalu ada orang yang
demen banget ngomentarin
macem-macem. Nah, kalo begini adanya, bukankah jalan satu-satunya dan yang terbaik adalah cuek? Lebih baik saya menggunakan kedua tangan saya untuk menutup kedua telinga saya dari komentar-komentar nyinyir
dan jahat dari
orang para
haters ini daripada saya berusaha membungkam mulut-mulut mereka dengan hanya menggunakan kedua tangan yang saya miliki.
*
quote of the day*
Lalu bagaimana? Apa langkah selanjutnya?
Tetap berbuat baik. Tetap menjadi baik. Tetap selalu baik.
That's it!
Nggak ada yang lebih baik dari kata 'baik'. *ya iya laaaaahh*
Seperti kata Kurt Cobain: saya lebih baik dibenci sebagai diri-sendiri daripada disukai orang karena saya berpura-pura menjadi orang lain.
Close enough.
Seperti itulah.