Minggu, 12 Juni 2016

Kamu Nggak Suka Sama Saya. So?

"Ell, si xxx itu nggak suka sama kamu, loh."
"Emang nggak suka kenapa?"
"Katanya kamu itu blablabla..."
"Oh, terus kenapa?"
Well, saya pernah mendapati percakapan yang demikian. Pertanyaan terakhir saya: terus kenapa?
Menghadapi orang yang nggak suka sama saya itu sebenarnya simpel aja. Cuekin. Biarkan saja ia atau mereka punya persepsi yang bukan-bukan mengenai saya. Orang-orang yang nggak suka ini (biasa disebut haters sih) *biar kekinian* adalah orang yang rela banget menghabiskan waktunya hanya untuk membenci saya. Duh, daripada benci mbok sayang aja sama saya. Pada dasarnya saya ini orangnya penyayang, loh. HAHAHA.
*ketawa songong*
*kemudian digampar*

Haters ini yah, aduh, sumpah deh, kurang kerjaan banget. Belum begitu kenal sama saya tapi sudah menjustifikasi yang macem-macem. Gimana, ya? Saya begini, dikomentarin begitu. Saya begitu, diprotes begini. Saya diam, dibilang lemah. Saya pecicilan, dikatain cewek nggak bener. Saya berwajah datar, disangka sok galak. Saya tersenyum, dikira sok cantik-sok manis-sok atuh. -____-
TERUS AKU KUDU PIYE?

Ternyata memang benar bahwasanya apapun yang saya lakukan, bagaimanapun tingkah saya, seperti apapun diri saya, akan selalu ada orang yang demen banget ngomentarin macem-macem. Nah, kalo begini adanya, bukankah jalan satu-satunya dan yang terbaik adalah cuek? Lebih baik saya menggunakan kedua tangan saya untuk menutup kedua telinga saya dari komentar-komentar nyinyir dan jahat dari orang para haters ini daripada saya berusaha membungkam mulut-mulut mereka dengan hanya menggunakan kedua tangan yang saya miliki.
*quote of the day*

Lalu bagaimana? Apa langkah selanjutnya?
Tetap berbuat baik. Tetap menjadi baik. Tetap selalu baik. That's it!
Nggak ada yang lebih baik dari kata 'baik'. *ya iya laaaaahh*

Seperti kata Kurt Cobain: saya lebih baik dibenci sebagai diri-sendiri daripada disukai orang karena saya berpura-pura menjadi orang lain.
Close enough.
Seperti itulah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar