Ok, gak usah lama2, langsung aja aku share pengalamanku
dalam urusan surat izin riset ini. Here we go...
![]() |
untuk Kesbang Jogja |
![]() |
untuk sekolah |
Fine, tibalah hari Senin, 3 Februari 2014. Aku ke Kesbang
lagi nih buat ambil surat. Sampai sana aku dilayani
dengan ramah juga oleh bapak-bapak yang lumayan sepuh. Seperti inilah wujud
suratnya:
![]() |
Surat pengantar dari Kesbang Jogja untuk Gubernur Jateng |
Nah, surat itu sebagai surat keterangan untuk disampaikan ke
Gubernur Jawa Tengah. It means, aku harus ke Semarang buat nyerahin tuh surat.
Di situ juga tertulis, tembusan diserahkan ke Dekan. Baiklah, kugandakan
suratnya kemudian kuserahkan ke fakultas. Harus selalu diingat bahwa surat yang
asli HARUS berada di tangan kita, nggak boleh sampai jatuh di tangan pihak
lain, karena itu arsip penting buat kita. Okay, urusan persuratan di Jogja sudah
beres. ^_^
*senyummalaikat*
9-10 Februari 2014 adalah hari-hariku di Semarang.
Senin, 10 Februari 2014, jam 9 pagi capcus ke kantor Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) yang beralamat di Jalan MGR
Soegijopranoto No. 1 Semarang 50131. Cukup di lantai 1,
pelayanannya ramah sekali seperti di bank-bank. Ada jatah antri gitu.
Nah, aku dilayani oleh pegawai dengan seragam
PNS. Berkas yang kuserahkan antara
lain proposal skripsi, surat pengantar dari Kesbang Jogja (1), fotokopi KTP (1),
dan fotokopi KTM (1). Nggak sampai 20 menit, urusan surat selesai. Yey, bisa
pulang deh. FYI, parkirnya nggak perlu bayar kok, sekalipun ada security di
situ.
Surat dari Semarang kayak gini nihh:
![]() |
halaman 1 |
![]() |
halaman 2 |
Nice morning, Kamis, 27 Februari 2014, aku siap menyusuri
Klaten dengan Baby Red yang fit setelah dia menjalani perawatan di Ahass Jogja
selama satu setengah jam. *gapenting banget info barusan*
Anyway, aku berangkat dari Jogja sekitar jam 09.45. Langsung
capcus ke kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbang) Klaten yang beralamat di Jalan
Merapi No. 6a Klaten 57423. Sampai sana, aku dilayani pegawai yang berwujud
ibu-ibu. Ternyata eh ternyata, pihak Kesbang tidak menerima surat tembusan dari
Gubernur Jawa Tengah, melainkan menerima dari Bappeda Klaten. Oh, God. Langsung
deh aku gas pol ke sana.
Berhubung aku belum tahu Bappeda itu mana, akhirnya
kusengaja menyasarkan diri ke Pemda Klaten. Dari pintu gerbang itu, langsung
ketemu security deh, dan tanya-tanya. Ternyata kantor Bappeda itu ada di
belakang kantor Pemda Klaten sekitar 100 meter, nggak jadi satu kompleks sama
Pemda. Hahaduhh, ngakak parah ngetawain diri-sendiri deh.
Setelah mengikuti petunjuk bapak security yang di
Pemda tadi, akhirnya kutemukan juga Bappeda. (Sebenarnya aku sudah diberitahu
oleh Papa letak kantor Bappeda, tapi emang karena akunya yang kurang kerjaan
dan iseng aja pengen ngeliat Pemda itu kayak apaan, alhasil aku menyasarkan
diri aja deh ke sana!)
Nama kantornya sih Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dengan alamat Jalan Pemuda No. 294 Gd. II Klaten 57424. Well, sampai di
halamannya sih yang pertama kulihat mobil-mobil yang terparkir rapi, motor yang
berjejeran, dan ada penjual duren yang sempet-sempetnya jualan di halaman
kantor pemerintahan itu. Langsung deh aku parkirkan motorku sesuai arahan
bapak-bapak yang kupikir emang tukang parkir di situ. Lanjut kutanya deh sama
security kalo mau ngurus surat riset di mana. Dan beliaunya menjawab, “Di
lantai 2 mbak, setelah itu belok kiri.” Okelah, capcus.
![]() |
penampakan depan gedung Bappeda |
Menyusuri lantai satu ke lantai dua sebenarnya tidak
membutuhkan waktu lama, karena begitu masuk lewat pintu utama langsung
dihadapkan pada anak tangga. Suasananya tuh kayak masuk bangunan tua jaman
baheula deh, tapi nggak serem-serem amat sih. Setelah sampai di lantai 2, aku
langsung belok kiri deh, eh langsung aja aku disapa pegawainya (bapak-bapak
lagi). Oh, Tuhan. By the way, kenapa pegawai pemerintahan yang kerja kebanyakan
orang-orang tua? Yang masih muda, seger, kinclong, bening, di bagian mana sih?
Lupakan. Kembali ke pembahasan.
![]() |
semacam hiasan |
![]() |
memasuki koridor |
![]() |
ngisi keterangan |
Surat dari Bappeda seperti ini:
![]() |
surat pengantar dari Bappeda Klaten untuk sekolah |
Okay, fix. Aku harus menggandakan surat itu sebanyak 4 lembar
dan menggandakan KTM-ku sebanyak satu lembar, nah ngopy-nya di lantai 1. Turun
ke lantai 1, aku ngopy 5 lembar deh, bayarnya seribu rupiah (anyway, KTM-nya
kelupaan di-fotocopy. Nggak apa-apa. Namanya juga khilaf). Di tempat fotokopian
ini, aku dilayani oleh ibu-ibu yang raut wajahnya judes setengah mampus.
Biarlah, kutahan-tahan aja biar semua cepet beres. Walaupun hasil fotokopiannya
kurang memuaskan (cuma lamat-lamat kayak kehabisan tinta), nekat aja aku bawa
hasil fotokopian itu ke lantai 2. Ternyata diterima juga dan aku berhasil
mendapatkan cap sekaligus amplop untuk selanjutnya diserahkan ke berbagai pihak
yang bersangkutan. Well, selesai untuk urusan di Bappeda. Siap untuk kembali ke
Kesbang. Waktu aku mau ambil motor, ditangani tukang parkir deh. Bayar juga
seribu rupiah buat parkir. Hahaaa LOL :D
Balik lagi ke Kesbang Klaten.
![]() |
penampakan luar gedung kesbang |
Sesampainya di sana, disambut oleh ibu-ibu yang pertama
melayani aku tadi. Langsung deh surat dari Bappeda Klaten diterima dengan baik,
sementara yang dari Gubernur Jawa Tengah ditolak. Tuhaaaaannnn. Sudahlah,
selesai untuk urusan di Kesbang. Sudah selesai semuanya? Belum, bro. Masih
lanjut ke Dinas Pendidikan. Yuuukk mariiiiii.
Muter lagi deh menuju Dinas Pendidikan Klaten yang
beralamat di Jalan Pemuda Selatan No. 151 Klaten.![]() |
Dinas Pendidikan Klaten |
Masuk ke halamannya, agak bingung soalnya halamannya sempit,
mana mobil sama motor banyak banget lagi yang parkir. Tapi untungnya aku dapet
satu spot yang enak buat markirin The Baby Red. Sebelum aku beranjak dari
tempat parkir menuju ke kantornya, aku sedikit ragu untuk masuk, karena waktu
sudah menunjukkan pukul 11.35, waktunya istirahat pikirku. Ah, tapi kepalang
tanggung nih. Akhirnya nekad juga masuk. Tapi sebelum masuk ke kantornya,
lagi-lagi tanya dulu sama orang. Aku nemuin sosok bapak-bapak yang kupikir adalah pegawai kantor situ. Dari beliau aku tahu juga nih letak persis ruangan
yang diperuntukkan ngurusin surat riset. Nah, sesampainya di tempat, aku
dilayani ibu-ibu (lagi). Well, cuma menyerahkan surat tembusan dari Gubernur
Jawa Tengah. Sudah, itu saja. Setelah itu, pulang. Go home. Waoooowww. Finally,
urusan surat tembusan untuk Dinas Pendidikan Klaten selesai juga.
ALHAMDULILLAH.
Rasanya capek loh, serius! Muter-muter ke sana kemari
bolak-balik udah mirip setrikaan, yakinnnn! Tapi lega setelah melewati fase
itu. Bener deh! Plong rasanya. Udah nggak ada yang ngganjel lagi untuk urusan
administratif seperti itu. Benar-benar merasakan pahit manisnya perjuangan
ngurus ini-itu sendiri adalah hal yang mengesankan, loh. Mental dan fisiknya
bener2 diuji. Mental: harus pasang muka badak, nggak boleh malu apalagi gengsi
buat tanya-tanya ke siapa aja meskipun kelihatannya kayak orang bego. Fisik: harus
sehat betul kondisi badannya untuk melewati medan yang demikian crowded-nya
(waktu itu kebetulan kondisiku lagi kurang fit, semacam gejala flu, badan
aras2en, tapi tetep aja namanya ELLIZA kalo gak nekad dan keras kepala ya bukan
ELLIZA).
Demikian. Itu ceritaku dalam hal ngurusin surat izin penelitian. Semoga bermanfaat.