Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Merasakan
pedih yang menghujam hati dalam kurun waktu tertentu secara berulang, berulang,
dan berulang.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Merasakan
kecemburuan yang sama lagi, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi, hingga ku tak
merasakan arti dari cemburu itu sendiri. Hingga aku lupa hakikat cemburu.
Hingga aku tak merasakan getaran cemburu itu lagi. Hingga aku membunuh
perasaanku agar cemburu itu benar-benar mati, hilang, raib dimakan masa.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Mengetahui
kenyataan yang begitu memilukan seakan tak ada gunanya aku hidup di dunia ini.
Mengetahui bahwa aku bukan satu-satunya wanita tempat disematkannya kata
“sayang”. Mengetahui bahwa janji suci pernikahan tidak diutarakan kepadaku,
melainkan kepada makhluk lainnya.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Mengetahui
kebohongan berulang. Mengetahui kebohongan yang sama untuk wanita yang berbeda.
Mengetahui kebohongan yang dapat kuduga sebelumnya. Mengetahui kebohongan yang
sungguh sudah tak layak aku dengar.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Hati
tercubit untuk ke-sekian kali, tertoreh luka permanen, butuh waktu yang tidak
singkat untuk kembali sembuh. Hati teriris lebih dan lebih menyakitkan daripada
hujaman sembilu setajam maupun setumpul apa pun itu. Hati yang berteriak
terlalu sering, tetapi tak pernah terungkap ke permukaan. Hati yang telah mati,
tak merasakan apa pun.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
SAKIT,
TUHAN....... SAKIT.....!!!!!
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Air
mataku dibuang begitu saja, kasih sayangku diremehkan, pengorbananku
disia-siakan, perhatianku dianggap angin lalu, kepercayaan yang kuberikan
dinomorduakan, dan kesetiaanku dipermainkan.
Bagaimana bila kau bertukar tempat denganku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar