Halo, halo!
\(^_^)/
Melanjutkan postingan tentang LPDP, kali ini aku mau
share tentang tahap wawancara & LGD (satu paket nggak bisa dipisah) setelah sebelumnya aku posting tentang
administrasi pendaftaran beasiswa LPDP.
Pelaksanaan tahap ini diagendakan dua hari, 24-25 Februari 2015. Aku dapet jatah sehari
full, 24 Februari 2015, dengan LGD dilaksanakan pagi sementara wawancaranya sore. Tiap peserta berbeda-beda jatahnya, ada yang seharian dapet jadwal
full seperti aku, ada yang sehari LGD kemudian hari berikutnya wawancara, atau sebaliknya. Sesuai jadwal aja deh pokoknya.
Sebelumnya seluruh peserta diwajibkan datang pagi-pagi untuk verifikasi berkas dan akan ada informasi dari panitia berkaitan dengan pelaksanaan wawancara dan LGD. Lokasiku kemaren di Jogja, bertempat di Pusat Bahasa UNY. Total peserta ada 215 orang.
Baiklah,
preambule-nya sudah cukup. Kini saatnya kita memasuki acara inti. *tetoletoleeeeeetttt*
Verifikasi Berkas
Di tahap ini kita cukup duduk manis menunggu nama kita dipanggil oleh panitia. Setelah dipanggil, kita cuma dipersilakan untuk menunjukkan beberapa berkas yang diperlukan kok, antara lain
- Formulir pendaftaran
- KTP asli
- Ijazah asli
- Transkrip nilai asli
- Sertifikat TOEFL (atau sejenisnya) asli
- Surat pernyataan bermeterai
- Surat rekomendasi
- LoA (kalau udah ada)
- Surat izin/tugas belajar (kalo udah ada juga)
Setelah selesai, kembali ke tempat duduk semula deh. Nunggu tahap selanjutnya. Bisa disambi baca-baca koran *biar tau isu terkini*, maenan gawai (
update status *euww, nunggu lama nih buat wawancara//gilaaak, pesertanya banyak bingiittt//
wish me luck//ketemu orang banyak, euy*), makan
snack (dapet
snack dari panitia), atau ngobrol
sekalian pedekate sama peserta laen
yang kece.
Leaderless Group Discussion (LGD)
Aku dapet jatah LGD pagi sekitar jam 9.15 tapi agak ngaret. Kelompok sudah ditentukan panitia. Aku masuk dalam kelompok 2A, 8 orang dengan latar belakang berbeda-beda. Tahap ini intinya kita dipersilakan untuk berdiskusi, membahas suatu tema. Nantinya yang dinilai oleh panitia adalah jalannya diskusi kita. Detailnya sih aku kurang tau yak, karena itu mungkin rahasia perusahaan. *eehhlaaaaahhh
Ada dua orang panitia di dalam ruangan yang bertugas sebagai pengawas dan penilai. Kita dipersilakan untuk menuliskan nama kita masing-masing di sebuah tag (label) dengan menggunakan spidol yang nantinya ditempel di dada kita. Diskusi ini berjalan 40 menit. 10 menit pertama dipake untuk baca artikel, mengonsep, membuat pemecahan (solusi) di secarik kertas yang dipersiapkan oleh panitia. 30 menit selanjutnya digunakan untuk diskusi (mengopinikan, menemukan titik permasalahan, merekomendasikan solusi, dan menyimpulkan). Nggak ada ketentuan siapa yang harus jadi ketua, siapa yang harus jadi notulen, siapa yang mulai duluan, siapa yang blablabla. Kita di sini diberi kebebasan untuk menentukan alur diskusi. Yang penting adalah cara kita mengungkapkan pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Itulah sebabnya diskusi ini diberi sebutan
leaderless.
Setelah selesai, artikel yang tadi dibagikan ke kita dan secarik kertas buat oret-oretan dikembalikan ke panitia. Kertas coretannya jangan lupa dikasih nama.
Anyway, tema yang kita dapetin kemarin adalah 'hukuman mati untuk para koruptor'. Kelompokku dengan kelompok lain beda-beda temanya sih. Kebanyakan tema untuk LGD adalah kabar terkini atau berita yang masih hangat. Jadi, sering-sering aja pantengin berita tiap hari. Hihihiii :D
|
Kelompok 2A LGD. Foto bareng setelah LGD berlangsung. Aku duduk no. 2 dari kiri. |
Seneng banget ketemu mereka. Baru ketemu saat itu juga. Baru kenalan dalam waktu beberapa menit. Tapi kita semua bisa langsung
klop, langsung nyambung, enak diajak cerita, pokoknya aku bersyukur banget dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti mereka.
Thank God.
Wawancara
Aku dapet jatah sore nih, jam 3an. Jadi rentang waktu antara LGD sama wawancara ini cukup lama. Aku membunuh waktu dengan cara ngobrol. Yeaah, ngobrol adalah hal paling tepat untuk saat itu. Nggak kerasa juga tiba saatnya kok. Pas udah dipanggil, wuuuuhhhh deg-degan gilaaakkk! Komat-kamit baca doa jelas laaahh. Pokoknya bismillah.
Wawancara ini seperti layaknya wawancara kerja. Intinya sih ditanya-tanya sama
sharing. Ada 3 orang
reviewer, dua dosen ahli dan satu psikolog. Aku diwawancara selama 45 menit. Jangan ditanya deh perasaanku gimana pada waktu itu.
Nervous? Jelas!
Sampe
speechless deh rasanya. Seingetku pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para pewawancara kayak gini nih:
- Suruh kenalan. Ini jelas banget. Aku dipersilakan untuk memperkenalkan diri (nama, TTL, tempat tinggal, asal universitas, jurusan, keluarga, ambisi dalam hal apa, motivasi terbesar apa).
- Kenapa pilih prodi tujuan X? Apa alesannya? Disuruh jelasin panjang lebar tuh.
- Kenapa fokusnya di bidang difabel? Padahal jurusan sebelumnya itu sains? Naahhh, ini berkaitan dengan essay yang aku tulis.
- Apa yang sudah Anda lakukan untuk memberi manfaat kepada siswa difabel?
- Apa kegiatan Anda setelah wisuda hingga sampai pada tahap ini (wawancara LPDP)?
- Apa kegiatan selama kuliah?
- Terus tibalah saatnya salah satu reviewer menginginkan aku menjawab in English. Please introduce yourself!
- Describe yourself in three words!
- Describe yourself in ten years later!
- Anda pernah jadi tentor fisika? Kenapa Anda juga pernah menjadi tentor bahasa Inggris?
- Apa kesulitan terbesar Anda?
- Apa kelemahan yang ada pada diri Anda yang bisa menghambat jalannya studi Anda?
- Setelah lulus S-2, Anda mau ngapain?
- Mau jadi dosen? Yakin? Sudah tahu tantangan-tantangan menjadi dosen itu apa aja?
- Anda sudah memikirkan bahwa setelah lulus S-2 itu Anda dituntut untuk melanjutkan studi S-3?
- Jelaskan langkah-langkah yang akan Anda lakukan mulai dari kuliah S-2 sampai menjadi dosen kemudian lanjut studi S-3!
- Apa unique selling point pada diri Anda?
- Kalo misalnya gagal LPDP ini, apa yang mo dilakukan?
- Apa kegiatan Anda di masyarakat?
- Kenapa mau lanjut di kampus X?
- Kenapa nggak ambil di kampus Y? Padahal prodi tujuannya juga ada kan di sini?
- Anda tahu dari mana info-info tentang kampus X?
- Sudah tahu kurikulumnya?
- Mata kuliahnya cocok dengan Anda?
- Apa karakteristik Anda yang memberi manfaat dalam studi Anda?
- Ada plan A, ada plan B. Katakanlah plan A adalah LPDP. Lalu apa plan B Anda?
- Sudah pernah menjadi guru honorer?
- Hambatan apa yang ada dalam keluarga Anda?
- Apa poin penting yang ada dalam diri Anda yang meyakinkan kami agar bisa meloloskan Anda?
Selesai wawancara, plong bangeeeeetttt. Ngga plong-plong amat sih, soalnya masih nunggu pengumuman juga.
At least, I tried my best.
Soal perasaan, bener-bener nggak terdefinisi, nggak bisa dideskripsikan. Campur aduk udah kayak gado-gado. Lumat banget udah kayak perkedel. Hzzzzzz.
Apapun itu, tetap bersyukur sudah melewati tahap ini. Alhamdulillah. Perjuangan untuk sampai di sini juga nggak gampang.
This is a great struggle, dude!
Setelah nunggu berhari-hari, pengumuman pun tiba. 10 Maret 2015. Temen-temen kelompok LGD-ku saling kasih kabar via
Whatsapp. Pengumumannya dikirim via
e-mail. Siang-siang loh. Tumben. Biasanya sore setelah maghrib (dari cerita/pengalaman para
awardee sih gitu).
Okay. Kukumpulkan keberanian untuk ngecek
e-mail. Ku-
download berkasnya. Kubaca.
Kenyataan pun berbicara padaku. Namaku ngga ada di sana. Pecah. Sumpah, aku patah hati.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!
*yaudahlahyaaaa Ell belom rejekinyaaaaa, ngga usah terlalu mendramatisir deeeehhhh*
Huaaaaaa huaaaa huaaaaaaaaaa~~~~~~~~
Aku cuma bisa berdiri tegar menghadapi kenyataan pahit ini kemudian berseru, "Aku kuat!"
*padahal abis itu juga nangis darah, garuk-garuk aspal*
Suer dehhhhh, semaleman setelah pengumuman itu aku berasa jatuh ke lubang paling dalam di seantero galaksi ini!!
Mulai dari pengen nyantet orang,
sampe pengen ngebunuh kebo bunting,
ngelempar meja,
ato menyakiti diri-sendiri,
bahkan rasanya ingin mati saja...
Tapi apa yang aku bisa? Aku cuma bisa meratapi nasib.
*tapi, entahlah, ini hanya berlangsung beberapa menit*
Setelah itu, semangatku bangkit kembali secara tiba-tiba!!! HYAAAAAAAAAA!!!!!
Mood swing yang luar biyasaaaakkkkk! Muahahahahahaaaaaaa :D
Let it go, Ell. Banyak hikmah yang bisa diambil. Terkadang realita itu jauh dari ekspektasi. Tidak apa-apa. Kuambil jatah gagalku ketika masih muda, supaya kelak masa tuaku penuh dengan keberhasilan. Tak apa-apa aku bermimpi setinggi langit, toh kalau jatuh aku berada di antara bintang-bintang. Tidak apa-apa hasil yang kuperoleh jauh dari harapan, selama aku sudah melakukan semua yang terbaik dari diriku-dari kemampuanku-dari upayaku. Tak perlu mempermasalahkan hasil, ini belum yang terakhir, masih ada kesempatan satu kali lagi, percayalah, hasil tidak akan mengkhianati proses. Nggak perlu berlama-lama sedih dan hancur, karena kebahagiaan dan tawa itu jauh lebih bermacam-macam bentuknya dan lebih lama berlangsungnya kok selama aku berpikiran positif.
I always believe in God. Keep in faith. Stay cool. Keep praying. Stay humble. Alhamdulillah, Allah gives me the best way, the best moment, the best time, and the best life. Thank God. Thanks, God.