Rabu, 18 Februari 2015

Ketika Sepertiga Malam Menjadi Saksi

Apatah arti keheningan dan kesendirian di sepertiga malam
Tumpah ruah semua pinta yang berkecamuk di otak
Bibir terkunci rapat tetapi hati dan pikiran berteriak kencang

Aku percaya Tuhan menggenggam semua doaku, harapanku, permintaanku
Dia mendengar keluh kesahku, mengusap pipiku dari air mata kepedihan
Lekas-lekas kutata kalimat per kalimat agar tersampaikan dengan baik di hadapan-Nya

Aku bukanlah penyair hebat
Pun bukanlah saintis ideal
Aku hanya perempuan biasa

Yang membuatku berpikir aku ini kuat hanyalah Tuhan
Entahlah, kalau Dia tak mengangkatku, bagaimana aku bisa sampai di sini?
Aku berupaya untuk mensyukuri apa yang ada di diriku

Semua yang terjadi dalam kehidupan ini kuserahkan pada Tuhan
Apapun itu, segalanya
Aku percaya Tuhan selalu memberikan yang terbaik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar