Badanmu tak berdaya?
Mentalmu terjun bebas?
Perasaanmu amburadul?
Itu manusiawi, bro. Setiap manusia pasti pernah melalui fase itu. Di saat kamu menginginkan segalanya berjalan semestinya sesuai dengan ekspektasimu, terkadang semesta sedikit membuat candaan di mana rencanamu ambyar dan jauh dari perkiraan.
Kesal, marah, sebal, kecewa, putus asa, patah semangat, dan bahkan patah hati selalu mengiringi setiap peristiwa - yang bisa dikatakan pahit untuk dicerna apalagi dimengerti - yang kadang membuat otakmu berputar dan spontan mengeluarkan kesimpulan berupa: SIAL.
Merasa tidak terima, wajar.
Angan-angan positif setinggi langit memang cerah terlihat. Namun, bila segalanya berakhir dengan mendung gelap disertai guntur yang menggelegar kemudian disusul dengan hujan yang sebegitu derasnya ditambahi datangnya badai topan yang dahsyat, kamu bisa apa? Rencanamu itu hanya tampak seperti seonggok angan-angan delusional.
Berpikir positif dan berencana sematang mungkin adalah satu paket, tidak bisa terpisah. Akan tetapi, satu hal yang sering dilupakan: mempersiapkan diri-hati-pikiran-kejiwaan ketika menghadapi hal terburuk dalam satu scene kehidupan. Kamu sering lalai dengan hal
Oh, sungguh.
Apa mau dikata.
Banyak kejadian ganjil yang tidak bisa diterka sebelumnya. Tidak sedikit kenyataan yang terpampang di depan mata terlihat jelas seolah-olah mengejek angan-angan positifmu yang tidak pernah terjadi itu. Banyak peristiwa aneh, tidak bisa dinalar, dan jauh dari prediksi. Angan-angan positifmu serasa cuma jadi partikel di ruang hampa.
Dan akhir dari semua kejadian ini cuma satu: yang kamu butuhkan hanyalah secangkir kopi.
Secangkir Kopi Bone-Bone Sulawesi |
Ngopi terus travelling.. hehe
BalasHapusBtw.. Penasaran sama kopi Bone nya..
Wah, kebutuhan banget itu, kak.
HapusHehehee :)
Bisa icip-icip di Liberica loh kak kopinya, endeussssss~